E-Book Tentang Hindu dan Buddha

Narasimha
Lukisan Narasimha


1. Catur Yoga
https://drive.google.com/file/d/0B_KguqdxvgQZLWFPNGxIZzMzWGc/view

Catur berarti empat. Yoga secara literal berarti “upaya penyatuan”. Yang dimaksud dengan upaya penyatuan tidak lain adalah tujuan hidup tertinggi kita, yaitu Moksha, pembebasan Atma dari siklus samsara dan penyatuan kosmik dengan seluruh keberadaan. Catur Yoga adalah empat intisari utama sadhana dharma. Catur Yoga adalah intisari dari semua praktek pelaksanaan dharma. Catur Yoga  menjadi sumber keselamatan dan penerangan bagi kita dalam kehidupan dan kematian, juga menjadi pintu gerbang untuk memasuki dunia spiritual yang mendalam. Kalau empat sadhana inti ini sudah mulai kita laksanakan dalam keseharian, efek yang dicapai paling cepat adalah seluruh aspek hidup kita akan bergerak menjadi lebih tenang, damai dan bahagia.

Berbagai praktek spiritual serta tehnik dan metode yoga itu penting dan menentukan dalam proses peningkatan kesadaran kita. Tapi apapun praktek spiritual serta tehnik dan metode yoga yang kita gunakan sebagai kendaraan, semuanya adalah wahana yang membantu percepatan peningkatan kesadaran, yang pasti dan mutlak bermuara kepada Catur Yoga, karena Catur Yoga merupakan empat intisari utama dari jalan kesadaran sempurna.

Catur Yoga tersebut adalah :
1. Jnana Yoga
Intisari dari tujuannya adalah mencapai Advaita-Citta (pikiran yang bebas dari dualitas).
2. Bhakti Yoga
Intisari dari tujuannya adalah mencapai Dayadvham (hati yang penuh belas
kasih kepada semua mahluk).
3. Raja Yoga
Intisari dari tujuannya adalah mencapai Citta-Suddhi (pikiran yang bebas dari cengkeraman enam kegelapan pikiran).
4. Karma Yoga
Intisari dari tujuannya adalah melaksanakan Svadharma (tugas-tugas kehidupan).
Ke-empat intisari sadhana ini saling berkait-kaitan erat dan semuanya saling menyempurnakan satu sama lain.

2. TRI PRAMANA : Menyatukan Ajaran Suci Dharma Dengan Kesadaran
https://drive.google.com/file/d/0B_KguqdxvgQZUnU5bU1JQkt4a0U/view

Tahap-tahap perjalanan spiritual dharma sebagai perjalanan untuk menyatukan ajaran suci dharma dengan kesadaran, untuk mencapai kedamaian sejati di dalam diri [manah shanti], untuk mencapai sumber terdalam dari pengetahuan, kebijaksanaan dan kesadaran tertinggi yaitu kesadaran Atma (Atma Jnana), serta untuk terbebaskan dari siklus samsara, di dalam ajaran suci dharma disebut dengan Tri Pramana. Yaitu :
1. Agama Pramana : Tahap teori.
Tahap memahami ajaran dharma melalui kepintaran secara logika.
2. Anumana Pramana : Tahap praktek.
Tahap memahami ajaran dharma melalui melaksanakan.
3. Pratyaksa Pramana : Tahap hasil.
Tahap memahami ajaran dharma melalui mengalami sendiri secara langsung.

3.  Perkembangan Hindu dan Budha Indonesia
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjsvqfdhq7fAhXDgI8KHZhUC0wQFjAAegQIChAC&url=http%3A%2F%2Fstaffnew.uny.ac.id%2Fupload%2F132319840%2Fpendidikan%2Fsejarah-indonesia-hindu-budha.pdf&usg=AOvVaw3wpSrUcdtYyh2l8tL6fVvX

Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang kebudayaan besar di Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah tersebut adalah ditemukannya dua kota kuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa. Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida. Pada sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia Tengah ke Lembah Sungai Indus.Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh tulisan, bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa adalah Veda (Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu. Lahirnya agama Hindu ini merupakan bentuk percampuran kepercayaan antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida.

Sedangkan agama Budha muncul sekitar tahun 500 SM. Pada masa tersebut di India berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya dinasti Maurya. Dinasti ini mempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja Ashoka Kemunculan agama Budhha tidak dapat dilepaskan dari tokoh Sidharta Gautama. Sidharta adalah putra raja Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu. Ajaran Budhha memang diajarkan oleh Sidhrata Gautama, sehingga beliau lebih dikenal dengan Budhha Gautama.
   
4. Prahlada Maharaj
https://drive.google.com/file/d/1I2Aw1u7VctQviZDv1KhQigKhA-tO_tmi/view

Prahlada adalah nama seorang tokoh, putera Hiranyakasipu dan Kayadu. Ia dididik oleh Resi Narada sehingga menjadi pemuja Wisnu yang setia. Ayah Prahlada, yaitu Hiranyakasipu, amat membenci Dewa Wisnu karena saudaranya dibunuh oleh seorang awatara Wisnu, yaitu Waraha. Karena kebenciannya yang dalam, ia juga melarang semua orang memuja Wisnu maupun menyebut nama Wisnu.

Berbeda dengan ayahnya, Prahlada adalah seorang pemuja Wisnu yang taat. Sikap yang kontras tersebut membuat Hiranyakasipu sangat marah. Kemudian ia merencanakan berbagai upaya untuk melenyapkan Prahlada. Namun berbagai upaya yang dijalankannya selalu gagal karena Prahlada berada dalam perlindungan Wisnu. Akhirnya Narasinga datang saat Hiranyakasipu menghancurkan pilar rumahnya. Narasinga merobek perut Hiranyaksipu sampai tewas. Setelah ayahnya tewas, Prahlada diangkat menjadi raja.

5. Tri Kaya Parisudha
https://drive.google.com/file/d/1W2DFIMy-U6gsvpMyCLkg7MFRdi9O8Xi2/view?usp=sharing

Tri berarti “tiga”, Kaya berarti “kegiatan” dan Parisudha berarti "upaya penyucian”. Secara literal Tri Kaya Parisudha berarti upaya penyucian tiga kegiatan. Tiga kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Tri Kaya Parisudha terdiri dari Manacika (pikiran yang baik), Wacika (perkataan yang baik) dan Kayik (perbuatan yang baik). Dalam tradisi Hindu Dharma di Nusantara, Tri Kaya Parisudha merupakan praktek spiritual persiapan, praktek spiritual pendahuluan, praktek spiritual dasar, atau disiplin spiritual dasar. Tri Kaya Parisudha merupakan praktek spiritual pembuka yang harus dilaksanakan setiap sadhaka (praktisi spiritual), sebelum para sadhaka memasuki samudera praktek spiritual yang sangat luas. Dengan tujuan agar praktek spiritual lanjutan yang dilakukan kemudian, menjadi terjaga dengan baik, tidak salah arah, tidak tersesat dan tidak berbahaya.

Tri Kaya Parisudha merupakan praktek spiritual paling inti dari seluruh praktek spiritual. Tri kaya Prisudha adalah praktek spiritual yang lengkap dan mencukupi, yang dapat mengantarkan seorang sadhaka (praktisi spiritual) secara langsung menuju pencapaian Atma Jnana atau pencerahan
Kesadaran Atma.

0 comments:

Post a Comment